Pembela Hak Asasi Manusia: apakah perusahaan pertambangan menjalankan perannya?

Research Insight

Unduh Siaran Pers (pdf)


➥ 中文

➥ English

➥ Español

➥ Français

➥ Bahasa Indonesia

➥ Português (BR)

➥ Pусский

Jumlah ancaman dan pembunuhan terhadap para pembela Hak Asasi Manusia (HAM) dan lahan saat ini meningkat, khususnya yang terkait dengan operasi pertambangan dan proyek ekstraktif. Perlu upaya bersama dari seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah ini, karena pemerintah, sektor swasta dan masyarakat luas memiliki tanggung jawab bersama. Tetapi perusahaan-perusahaan pertambangan berskala besar dapat menjalankan peran yang lebih besar. Namun, RMI Report 2020 mengungkapkan bahwa kebanyakan perusahaan gagal menunjukkan komitmen untuk menghargai hak dan memberikan perlindungan yang diterima secara internasional kepada para pembela HAM.

Para pembela HAM memainkan peran yang sangat penting dalam memerangi pelanggaran HAM yang dapat dikaitkan dengan adanya berbagai pelanggaran operasi pertambangan. Sejak tahun 2002, ketika Global Witness mulai melacak pembunuhan para pembela, pertambangan selalu menjadi sektor yang paling berbahaya bagi para pembela lahan dan lingkungan – tercatat 43 dari 168 pembunuhan terjadi pada tahun 2018. Pandemi Covid-19 memperburuk risiko yang dihadapi oleh para pembela, sebagaimana ditunjukkan oleh Pelapor Khusus PBB yang baru menjabat. Semua perusahaan pertambangan, terlepas dari apakah operasi mereka dikaitkan dengan penyerangan terhadap para pembela, reputasi mereka terdampak dan mereka dapat menghadapi persepsi negatif serta tanggapan-tanggapan buruk selama bertahun-tahun dari para pemangku kepentingan lokal, investor dan penyandang dana.

Sebagai langkah praktis untuk mendukung upaya global melindungi para pembela, perusahaan pertambangan setidaknya dapat menegaskan komitmen mereka untuk menghormati hak dan memberikan perlindungan kepada para pembela HAM. Namun demikian, meski hampir semua perusahaan yang dinilai dalam RMI Report 2020 sedikit banyak mengacu pada HAM dalam kebijakan perusahaan mereka, 85% (32 perusahaan) tidak membuat komitmen apa pun untuk secara khusus menghargai hak-hak para pembela HAM. Y de las seis empresas que mostraron de manera explícita cierto nivel de compromiso, solo destaca una empresa (Newmont) por haber manifestado su compromiso formal en este asunto, avalado por el personal directivo superior. Namun, RMI Report 2020 yang didasarkan pada bukti penilaian atas 38 kebijakan dan praktik perusahaan pertambangan berskala besar terkait masalah ekonomi, lingkungan, sosial dan tata kelola (EESG).

Dan sebagai langkah proaktif, perusahaan-perusahaan pertambangan dapat membantu mengatasi salah satu akar penyebab risiko, dengan menjamin bahwa masyarakat dapat membuat pilihan bebas dan terinformasi tentang apakah dan bagaimana mereka akan memanfaatkan lahan dan sumber daya. Untuk dapat melakukan hal ini dengan benar, perlu kepemimpinan perusahaan yang tegas dan adanya bukti perusahaan menghormati pedoman yang telah disepakati secara internasional, untuk memastikan terwujudnya hak-hak asasi manusia bagi semua dan legitimasi bagi operasi pertambangan.

Atau baca Research Insight lengkap:
https://www.responsibleminingfoundation.org/id/research/defenders2020/

Responsible Mining Foundation

Responsible Mining Foundation (RMF), sebuah lembaga penelitian independen yang mendorong perbaikan terus-menerus di bidang pertambangan yang bertanggung jawab di seluruh industri tambang melalui pengembangan alat dan kerangka kerja, penyebarluasan data yang menjadi kepentingan publik, dan dorongan keterlibatan yang penuh kesadaran dan konstruktif antara perusahaan tambang dengan para pemangku kepentingan yang lain.

RMF tidak menerima pendanaan atau sumbangan lain dari industri pertambangan.

Bagikan