Pertambangan dan TPB: potensi besar, tindakan terbatas

Research Insight

Unduh Siaran Pers (pdf)


➥ 中文

➥ English

➥ Español

➥ Français

➥ Bahasa Indonesia

➥ Português (BR)

➥ Pусский

Hanya tersisa 10 tahun untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB, dan sebagai salah satu dari sedikit sektor terkait ke semua 17 tujuan TPB, industri pertambangan memiliki peran penting untuk dijalankan dalam berkontribusi untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Tetapi seperti diungkapkan dalam laporan terbaru “Pertambangan dan TPB, pembaruan status 2020”, sektor ini secara keseluruhan mengalami kegagalan.

Meskipun sebagian besar perusahaan pertambangan terbesar dunia kini mencantumkan TPB dalam pelaporan keberlanjutan mereka, dan meskipun sejumlah perusahaan pelopor telah mengintegrasikan TPB ke dalam strategi bisnis mereka, sebagian besar pelaporan terkait TPB oleh perusahaan pertambangan, menurut laporan tersebut, hanya polesan belaka, dan hanya ada sedikit pelaporan publik tentang dampak negatif perusahaan terhadap kemajuan dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Ada risiko nyata dari perusahaan-perusahaan yang dituduh melakukan ‘SDG Washing (pemolesan laporan TPB)’, sementara pelaporannya pun tetap tidak seimbang.

Dan ketika mencari bukti bahwa perusahaan-perusahaan mengambil tindakan praktis guna membantu mencapai tujuan, hasilnya sangat bervariasi.

Dipublikasikan oleh Responsible Mining Foundation dan Columbia Center on Sustainable Investment, studi ini melandaskan temuannya pada RMI Report 2020 dari Responsible Mining Foundation, yang menilai kebijakan dan praktik 38 perusahaan pertambangan skala besar di seluruh dunia. Ditemukan bahwa ada sejumlah contoh praktik yang baik dalam sektor ini, dengan tindakan yang relatif luas pada TPB 4 (Pendidikan Berkualitas) dan TPB 17 (Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan). Namun, laporan ini juga mengungkapkan bahwa tidak satu perusahaan pun mengambil tindakan tegas untuk mencapai 17 tujuan tersebut, dan tindakan sektor ini pada empat tujuan secara khususnya, yaitu TPB 3 (Kehidupan Sehat Dan Sejahtera), TPB 5 (Kesetaraan Gender), TPB 6 (Air Bersih Dan Sanitasi Layak), serta TPB 14 (Ekosistem Lautan) sangat lemah.

Namun ada beberapa ketidaksesuaian yang mencolok antara retorika dan tindakan perusahaan. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa, misalnya, TPB 3 (Kehidupan Sehat Dan Sejahtera), dan TPB 6 (Air Bersih Dan Sanitasi Layak) adalah dua tujuan yang diklaim oleh banyak perusahaan sebagai prioritas, namun pada kedua tujuan ini juga mereka menunjukkan beberapa tingkat tindakan terlemah.

Upaya mencapai TPB lebih dari sekadar melakukan hal yang benar: ada analisis bisnis yang kuat dan mapan bagi perusahaan untuk mengintegrasikan tujuan ke dalam strategi bisnis mereka. Seperti yang dinyatakan dalam laporan tersebut, perusahaan pertambangan yang mengintegrasikan TPB ke dalam operasi inti akan memperkuat kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan di masa mendatang, dan akan membangun kepercayaan di antara semua pemangku kepentingan, termasuk komunitas investasi yang semakin peduli tentang masalah keberlanjutan. Untuk itu, laporan ini memerinci Sembilan langkah praktis yang dapat diambil perusahaan untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap pencapaian TPB, dan terhadap pertambangan yang bertanggung jawab secara umum.

Juga tersedia: “Bagaimana cara mengatasi ketidaksesuaian materialitas?”
→ baca Research Insight lengkap

Responsible Mining Foundation

Responsible Mining Foundation (RMF), sebuah lembaga penelitian independen yang mendorong perbaikan terus-menerus di bidang pertambangan yang bertanggung jawab di seluruh industri tambang melalui pengembangan alat dan kerangka kerja, penyebarluasan data yang menjadi kepentingan publik, dan dorongan keterlibatan yang penuh kesadaran dan konstruktif antara perusahaan tambang dengan para pemangku kepentingan yang lain.

RMF tidak menerima pendanaan atau sumbangan lain dari industri pertambangan.

Bagikan